Cetuskan Ikrar Cinta Damai, Hapuskan Stigma Negatif Pati Zona Hitam

Komunitas dan masyarakat Kota Pati menggelorakan Gerakan Pati Cinta Damai. di Alun- alun Simpang Lima Pati merespon tragedi amuk massa di Sukolilo.
Komunitas dan masyarakat Kota Pati menggelorakan Gerakan Pati Cinta Damai. di Alun- alun Simpang Lima Pati merespon tragedi amuk massa di Sukolilo.

Tragedi amuk massa hingga menewaskan juragan rental mobil tewas dan tiga korban terluka parah di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati pada Kamis (6/6) pekan lalu, tampaknya benar-benar mencoreng nama kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani itu.


Berbagai kabar miring tentang Kabupaten Pati pun banyak bermunculan. Mirisnya lagi, sejumlah desa di wilayah Kecamatan Sukolilo ditandai di Google Maps sebagai kampung penadah, kampung maling hingga kampung bandit. 

Tak ingin nama Kabupaten Pati mendapat stigma negative, memaksa sejumlah tokoh di Kabupaten Pati bergerak kongkret. Kini mereka ramai-ramai memunculkan tagar ‘Pati Cinta Damai’. 

Tagar Pati Cinta Damai banyak berseliweran di sejumlah platform media sosial (medsos) sejak beberapa hari ini. Berbagai tokoh Pati, mulai dari atlet, artis biduan, seniman hingga konten kreator memunculkan tagar tersebut. Mereka membuat video yang menarasikan Pati cinta damai. 

Aksi kongkret lainnya, yakni sejumlah komunitas dan masyarakat di Kota Pati menggelorakan Gerakan Pati Cinta Damai. Ratusan warga berkumpul di Alun- alun Simpang Lima Pati, Minggu (16/06) pagi, sepakat mencetuskan ikrar Pati Cinta Damai.

Dukungan ikrar Pati Cinta Damai muncul dari Karang Taruna, Puskom, KPPP, PASS2, PASTI, ORARI, BEM Universitas Safin, Hipakad, Komunitas Semut Ijo, Wong Pati Kidul, Masyarakat Peduli Keadilan, praktisi hukum dan serta komunitas lainnya.

Dalam agenda tersebut, Aliansi Masyarakat Pati Cinta Damai menyuarakan 3 hal. Diantaranya Pati Cinta Damai, Pati Bermartabat, dan Mendorong Penegakan Supremasi Hukum.

Aries selaku koordinator Aksi Pati Cinta Damai mengatakan, gerakan itu dilakukan sebagai upaya mengembalikan martabat Kabupaten Pati. Selain itu, menegaskan bahwasa masyarakat Pati itu cinta damai.

“Pesan penting ini yang ingin kita sampaikan kepada masyarakat seluruh Indonesia, bahwa masyarakat Pati memang cinta damai dan patuh pada hukum yang ada”, ujar Aries.

Aris mewakili masyarakat Kabupaten Pati berharap, wilayah Pati situasinya makin  kondusif dan menjadi lebih baik paska tragedi amuk massa yang menjadi sorotan nasional.

“Apa yang sudah terjadi kita prihatin. Namun kita harus move-on (bergerak) dan melangkah ke depan untuk menyongsong Pati yang lebih baik,”, ucap Aris.

Untuk diketahui, aksi ini digelar sebagai bentuk keprihatinan atas peritiwa yang terjadi di wilayah Kecamatan Sukolilo. Yakni aksi pengeroyokan dan main hakim sendiri yang dilakukan warga Desa Sumbersoko, terhadap pemilik rental mobil asal Jakarta yang akan mengambil unit kendaraan yang disewa warga desa setempat.

Keberingasan massa hingga menewaskan satu korban jiwa dan tiga korban terluka itu, langsung viral di jagad maya. Mobil milik korban juga menjadi sasaran emosi massa dan dibakar. Tragisnya lagi, aksi pengeroyokan itu divideokan dan diunggah di media sosial.

Aksi kekerasan yang tak pantas dilakukan itu, memicu prokontra, hujatan dan cacian dari netizen di penjuru Indonesia. Masyarakat Pati langsung mengecam aksi sebagai ‘main hakim sendiri’ itu.

Kini, peristiwa itu telah ditangani dan diproses hukum oleh Polresta Pati dan Polda Jateng. Hingga kini, polisi telah menangkap 10 orang tersangka dan puluhan saksi lainnya diperiksa.