Cerita Desa Depok Raih Predikat 100 Persen Bebas BAB Sembarangan

Proses pengentasan Buang Air Besar Sembarang (BABS) membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Contohnya Desa Depok di Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang yang butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapai status Open Defecation Free (ODF) atau bebas BABS.


Artinya, 100 persen warga Desa Depok sudah punya sanitasi untuk BAB. Tidak lagi BABS.

"Untuk proses ODF ini memang tidak mudah, kami rintis sejak 2015 dengan melakukan penyuluhan dan pemicuan, tercapainya ODF ini juga berkat dukungan beberapa lembaga termasuk PT BPI, yang mensupport kebutuhan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat tidak BABS," kata Ketua Forum Kesehatan Desa Depok, Agus Kurniadi, Jumat (16/6).

Desanya baru meraih status ODF pada 2022, atau tujuh tahun setelah program itu dijalankan. Hasilnya tidak hanya berpengaruh pada kesehatan warga tapi juga penurunan angka stunting.

Ia menyebut, sebelumnya sejumlah 84 anak dari 500-an anak di Desa Depok terindikasi stunting. Kini sudah menurun di angka 69 anak.

"Kita terus maksimalkan upaya-upaya yang dilakukan mulai dari Paket Makanan Tambagan hingga sosialisasikan agar stunting di Desa Depok terus menurun," imbuh Kepala Desa Depok, Kaminoto.

Ia menyebut bahwa CSR PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) turut berperan aktif dalam kampanye Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABs)  sejak 2017 hingga sekarang. Bantuannya mulai dari program hingga pembangunan jamban.

Sejak 2017 hingga Mei 2023, BPI telah mendukung 1.374 paket jamban. Lalu  menstimulasi 723 paket jamban tambahan dari instansi lainnya seperti Pemerintah provinsi, pemerintah desa, Pemerintah Kabupaten Batang, & swadaya masyarakat di 14 desa sekitar perusahaan. 

Saat ini, 12 dari 14 desa dapat mencapai status Desa bebas ODF, Ujungnegoro, Wonokerso, Juragan, Depok, Bakalan, Karanggeneng, Tulis, Simbangjati, Kedungsegog, Kenconorejo, Ponowareng, Sembojo.

Diantaranya, Desa Ujungnegoro dan Depok telah mendapatkan status desa ODF pada tahun 2022 yang diserahkan langsung oleh Pj Bupati Batang disaksikan oleh Forkopimda Batang, Direktur Operasional BPI.

BPI juga turut berkomitmen mendukung pencegahan, dan penurunan angka stunting di Kabupaten Batang.

Total 405 penerima manfaat di lima desa Ujungnegoro, Karanggeneng, Ponowareng, Wonokerso, dan Depok. Dukungannya berupa sembako seperti beras, telur, minyak, susu, dan biskuit.

Kabid Kesmas Dinkes Batang, Bachtiar Mansyah mengapresiasi program CSR yang dilakukan oleh perusahaan swasta PT BPI. Pihaknya butuh bantuan dari berbagai pihak untuk menuntaskan ODF, juga stunting.

Bachtiar mengakui dengan adanya program-program CSR PT BPI itu sangat membantu dan memudahkan Pemkab Batang mewujudkan ODF dan menekan angka stunting. Pemkab Batang sedang berusaha mengentaskan dua hal itu.