Cerita Anggota DPRD Kota Pekalongan Dapat Tagihan Air Tak Wajar 

Rapat Kerja Komisi B DPRD Kota Pekalongan bersama Perumda Tirtayasa, belum lama ini. RMOL Jateng
Rapat Kerja Komisi B DPRD Kota Pekalongan bersama Perumda Tirtayasa, belum lama ini. RMOL Jateng

Lonjakan tagihan air Perumda Tirtayasa di Kota Pekalongan tidak hanya dialami warga biasa. Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekalongan, Ismed Inonu juga mengalami lonjakan tidak wajar.


"Itu saya alami sendiri. ukuran meter ini gimana? Sampai istri saya heran kok naik sampai 400 persen. Biasanya 30-60 perseb," kata Anggota Komisi B itu saat rapat kerja bersama PAM Tirtayasa Pekalongan, Minggu (10/9).

Kader PDI Perjuangan itu juga menyampaikan tetangganya mengalami hal serupa. Banyak yang heran dengan lonjakan harga itu.

Komisi B DPRD Kota Pekalongan sengaja memanggil jajaran Direksi PAM Tirtayasa karena banyak muncul keluhan di masyarakat. Keluhan berupa kenaikan tidak wajar, air tidak mengalir hingga tagihan tidak masuk akal.

Dalam forum itu juga muncul pertanyaan dana perawatan Rp10 ribu di setiap tagihan. Sejumlah dewan mengganggap dana perawatan tercantum tidak sesuai kualitas pelayanan.

Total ada 30 pertanyaan yang diajukan anggota komisi. Ketua Komisi B, Idi Amin langsung memimpin rapat di hari libur.

Hasil rapat kerja antara lain membentuk satgas lapangan untuk deteksi dini masalah. Khususnya terkait dengan tagihan mencurigakan.

Lalu prioritas pembuatan jaringan ke wilayah Kecamatan Pekalongan Utara. 

"Tadi kita sudah dengarkan jawaban-jawaban dari PDAM terkait keluhan yang dialami warga termasuk persoalan tagihan yang dipermasalahkan," katanya.

Pihaknya berencana akan melakukan inspeksi mendadak ke jaringan pipa PDAM dan warga.

Direktur Utama Perumda Tirtayasa, Muhammad Iqbal berjanji akan menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan Komisi B. Pihaknya mengakui juga menerima laporan maupun membaca media.

"Sebenarnya kita mengedepankan solusinya gitu ya, karena apa yang disampaikan media itu bagian dari kritikan mewakili pelanggan ke kami," jelasnya.

Iqbal beralasan saat ini sedang membenahi tata kelola dan butuh waktu.