Penuh dengan semangat, sejumlah anak penyandang thalassemia meramaikan arena Car Free Day Alun-alun Batang dengan membagikan balon merah ke pengunjung. Mereka juga berkreasi dengan membuat konten video untuk media sosial dengan menari di tengah warga.
- Popti Batang Kenalkan Penyakit Thalassemia: Penyandang Harus Transfusi Darah Seumur Hidup
- Dolan Bareng, Pj Bupati Batang Beri Semangat Anak Thalassemia
Baca Juga
Beberapa anak membawa tulisan semisal Tiada Hari Tanpa Kelasi Besi, Stop Thalassemia, Yuk Donor Darah hingga Kuat Bersama Sesama.
"Untuk pembagian balon merah ini sebagai bentuk rasa terima kasih kami pada para pendonor daarah," kata Ketua Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalassemia Indonesia (POPTI) Batang, Netty Wijayanti, Minggu (19/5).
Ia menyebut kegiatannya kali ini merupakan sosialisasi tentang Thalassemia pada masyarakat. Tujuannya agar masyakat sadar bahwa ada penyandang Thalassemia di Kabupaten Batang.
THalassemia adalah penyakit genetik yang membuat penyandangnya harus melakukan transfusi darah seumur hidup.
"Tanpa pendonor, para penyandang talasemia tidak bisa menyambung hidup. Karena mereka harus melakukan transfusi darah setiap saat," katanya sembari menjelaskan kegiatannya adalah rangkaian Hari Talasemia Sedunia.
Kegiatan itu juga diiringi talkshow serta penyebaran pamflet tentang thalassemia. Ternyata banyak yang belum tahu tentang penyakit langka itu.
"Yang terpenting itu, sebelum menikah kita perlu melakukan skrining darah. Jangan sampai pembawa sifat menikah dengan pembawa sifat lainnya. Karena bisa menciptakan anak penderita talasemia," terangnya.
Saat ini diakuinya bahwa biaya skrining darah masih cukup mahal. Biayanya biaya sekitar Rp 1 juta untuk melakukan skrining darah.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang dr. Didiet Wisnuhardanto menyebut bahwa saat ini sudah ada teknologi untuk mengolah darah merah menjadi lebih ramah bagi penderita talasemia. Alat itu dimiliki oleh PMI Kabupaten Batang.
"Darah yang didonorkan harus langsung diberikan pada anak yang akan melakukan transfusi setelah diolah. Alatnya baru ada awal tahun ini, daerah lain malah belum ada," tuturnya.
DI sisi lain, Didiet menyatakan untuk mendukung para penyandang THalassemia, pihak pemkab akan terus berusaha agar tetap UHC (Universal Helath Coverage). Sehingga para penyandang thalassemia yang baru diketahui bisa memanfaatkan layanan jaminan kesehatan nasional itu.
- GERAM Ajak Siswa-Siswi Ungaran Berperan Mensosialisasikan Tentang Bahaya Narkoba
- Bank Jateng Wonosobo :KKI Untuk Percepat Transformasi Digital
- Cuaca Ekstrem Sebabkan Bencana Banjir Di Batang