Community Manager of Voice of America (VoA) Fika Rosemary mengajak pemilih muda untuk lebih bijaksana.
- UKSW Tandatangani Nota Kesepahaman dengan Sinode GKO dan Compassion Indonesia Foundation
- RAN Meriahkan Puncak Orientasi Mahasiswa Baru UKSW
- Mahasiswa UKSW 'Kulonuwun' ke Warga Salatiga Lewat Gelaran Karnaval OMB
Baca Juga
"Karena kami juga berusaha menyajikan berita yang independen, netral, subjektif, akurat, dan valid," kata Fika Rosemary di tengah acara Studium Generale di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Kamis (7/9).
Kegiatan digelar di Balairung Universitas mengusung tema "Media, Hoaks, dan Pemilu" dan diikuti oleh lebih dari 200 peserta itu, juga menampilkan tiga narasumber lainnya yakni Dr. Agus Triyono, M.Si., Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro, Lukman Fahmi, S.HI., M.H., Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga dan Joan Natanael Content Creator dan Social Media Specialist.
Fika Rosemary mengupas tuntas mengenai best practice liputan Pemilu di Amerika oleh VoA serta menanggapi maraknya hoaks di Amerika dan Indonesia.
Dia menyamapaikan, terdapat beberapa hal yang diperhatikan VoA dalam meliput berita di Amerika.
"Yaitu memberikan informasi yang berguna, berita tersebut dianalisis oleh para ahli, menampilkan kebijakan Amerika yang erat dengan Indonesia, dan ingin tahu bagaimana pandangan diaspora Indonesia mengenai pemilu Amerika," terangnya.
VoA, ujarnya, juga mengajak mahasiswa untuk mencari sumber informasi dari media yang dapat dipercaya.
Sementara, Dr. Agus Triyono, M.Si., Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro menyampaikan tiga cara yang dilakukan untuk menangkal penyebaran berita hoaks.
"Ketiga cara tersebut adalah tidak mudah percaya terhadap unggahan tanpa sumber, cek melalui sumber resmi, dan cek berita melalui website turnbackhoax.id," pungkas Agus.
Senada dengan yang disampaikan oleh Dr. Agus Triyono, Lukman Fahmi juga menerangkan bagaimana peran Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) dalam menangani hoaks dan memberikan tips menjadi pemilih cerdas.
"Hal penting yang harus kita lakukan adalah dengan mengecek kebenaran informasinya, teliti dan amati, ikuti forum anti hoaks, jangan mudah terpengaruh, periksa faktanya dan adukan ke pihak yang berwenang," paparnya.
Di samping itu, Joan Natanael juga mengajak seluruh peserta untuk turut ambil bagian melalui pemberian hak suara. Tak hanya itu, dirinya juga mengajak mahasiswa untuk menjadi insan yang creative minority dengan melakukan cek fakta.
Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, SE., M.Si., Ak., menyebutkan, dalam rangka persiapan menjelang tahun politik 2024, UKSW melalui konsorsium Ku Ingin Tumbuh (KUNTUM) 2023 yang terdiri dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM), Fakultas Psikologi, Fakultas Biologi serta Fakultas Sains dan Matematika (FSM) menggelar Studium Generale.
Ia dorongan para mahasiswa untuk menjaga persatuan Indonesia. Rektor Intiyas mengajak seluruh peserta untuk tidak mudah terpantik pada informasi yang memicu perpecahan.
"Kami mendukung persatuan Indonesia yang multi etnis, inilah Satya Wacana. Saya berharap kegiatan ini juga menjadi bagian dari bela Negara," tandasnya.
Ditegaskanya, warga UKSW adalah penjaga pilar dan kesatuan Indonesia. Selain itu, Rektor Intiyas berpesan agar civitas UKSW saling menjaga hati, diri, dan persatuan negara Indonesia untuk keberlangsungan pemilu damai dan lancar.
- UMS Berikan Bantuan Perbaikan Kendaraan Rusak Akibat Hujan Badai
- UNIMA Hadirkan Rektor ITESA untuk Berbagi Rahasia Sukses Masuk Dunia Kerja
- Rektor : Tergetkan Lima Tahun Mendatang Miliki 20 Guru Besar