Catatan Simulasi Pencoblosan di TPS 02 Randuacir Salatiga, KPU Nilai Belum Sempurna, Bawaslu Singgung Antisipasi Pemilih Luar Kota

Tahapan kegiatan simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara, di TPS 02 Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Salatiga, Rabu (27/12). Foto : Erna Yunus B
Tahapan kegiatan simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara, di TPS 02 Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Salatiga, Rabu (27/12). Foto : Erna Yunus B

Pelaksanaan simulasi 'pencoblosan' di TPS 02 Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Salatiga berlangsung mirip sesungguhnya.


Hanya saja, ada beberapa catatan khusus, baik dari Bawaslu Kota Salatiga maupun KPU sebagai pelaksana Pemilu.

KPU Kota Salatiga misalnya. Lembaga ini mengakui kegiatan simulasi ini belum bisa dikatakan sempurna mengingat KPPS belum dilantik ataupun belum mendapatkan bimbingan teknis. 

"Untuk anggota KPPS sejauh ini memang belum diberikan bimbingan teknis calon KPPS hanya diberi pelatihan-pelatihan saja," kata Komisioner KPU Salatiga Divisi Teknis Penyelenggaraan Dewi Retnowati kepada wartawan ditemui ditengah kegiatan simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara, di TPS 02 Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Salatiga, Rabu (27/12).

Ia mengatakan, simulasi yang bertujuan mengukur efektivitas waktu sekaligus melihat sejauh apa kekurangan yang harus diperbaiki pada saat hari H dibuat se-riil mungkin.

Termasuk melibatkan KPPS serta Linmas TPS 02 Randuacir. "Karena dibuat se-riil mungkin TPS ini bisa menjadi percontohan bagi TPS lain pada saat hari H di Kota Salatiga," tandasnya.

Diakui dia, dalam simulasi ini juga ketahui estimasi waktu yang dibutuhkan. Mulai proses pencoblosan untuk satu orang membutuhkan berapa waktu lama, termasuk peserta disabilitas yang memang memiliki hak pilih akan menjadi pertimbangan khusus bagi kami sebagai penyelenggara.

Sementara, catatan Bawaslu Kota Salatiga lebih memperhatikan hal-hal atau kejadian yang tak terduga.

Diantaranya, adanya pemilih 'mengamuk'/ protes di hari H lantaran hal suaranya tidak terakomodir.

"Kasus ini bisa terjadi ketika ada warga dari luar kota atau luar provinsi yang ingin menyalurkan suaranya di TPS di mana ia bertugas atau bukan berdomisili sesuai KTP," ungkap

Komisioner Bawaslu Kota Salatiga Lukman Fahmi saat dimintai tanggapannya.

Ia mengungkapkan jika pelaksanaan simulasi yang dilaksanakan KPU Salatiga dengan memilih TPS 02 Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Salatiga dapat dikatakan berjalan 85% mirip yang sesungguhnya. 

"Sejauh ini dari sudut tinggal pelaksanaan pada hari H saja. Dan tinggal menyesuaikan saja pada hari H dengan perlu diantisipasinya pihak-pihak yang melakukan protes atau merasa hak pilihnya tidak terakomodir," ungkap Fahmi.

Selain itu diharapkan KPPS saat berada di lapangan untuk bersikap tegas karena simulasi ini belum tentu sama pada hari H-nya.

Bawaslu juga melihat, untuk pemilih kategori Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus  di simulasi telah dilaksanakan oleh KPU.

Dari pantauan wartawan RMOLJateng pelaksanaan simulasi di TPS 02 Randuacir, Argomulyo, Salatiga terkesan mewah. Para petugas di TPS mengenakan beskap mirip acara Sinoman/ hajatan dalam adat Jawa. 

Kelengkapan dalam simulasi yang digunakan adalah logistik yang akan dipakai pada saat hari H pencoblosan 14 Februari 2024.