Bupati Demak Eisti’anah melakukan silaturahmi pada acara Pisowanan Ke Kasepuhan Kadilangu yang berlokasi di Sasana Renggo, Selasa (6/6).
- Bupati Demak Tegaskan Santriwan dan Santriwati Tidak Lakukan Pernikahan Dini
- Dinkominfo Demak Raih Peringkat 3 Pengelolaan Kearsipan Terbaik
- Bupati Demak Terus Tingkatkan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Smart City
Baca Juga
"Pisowanan yakni untuk bersilaturahmi dan kulo nuwun (permisi) serta mohon doa restu kepada segenap sesepuh pinesepuh di Kadilangu karena dalam waktu dekat punya gawe yaitu perayaan Grebeg Besar," ungkap dia, di Demak.
Pisowanan tersebut dilakukan untuk membicarakan hal-hal pokok dalam melaksanakan kegiatan Penjamasan Pusaka peninggalan Sunan Kalijaga pada tanggal 10 Zulhijah.
"Kami ingin meminta doa restu atau kulan nuwun, karena sebentar lagi Pemkab Demak akan melakukan tradisi Grebeg Besar dan tentunya tradisi ini tidak ada di tempat lain, serta memiliki arti penting selain ikon pariwisata juga merupakan kebanggaan masyarakat Demak yang harus diuri-uri," kata Eisti.
Eisti berharap, kegiatan Grebeg Besar tahun ini dapat berlangsung dengan meriah, aman dan sukses tanpa terkendala apapun.
Ketua Panitia Penyelenggara Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga, Kristiawan Saputra menyampaikan, acara Pisowanan ini merupakan awal rangkaian sebelum dilaksanakan Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga.
"Pisowanan untuk meminta restu supaya acara grebeg besar berjalan dengan baik. Insya Allah nanti akan ada kunjungan balasan yang dilaksanakan pada 8 Juni 2023 pukul 10.30 WIB," kata Kristiawan.
Dia melanjutkan, pada rangkaian Grebeg Besar ada penerimaan abon-abon berisi minyak dan beberapa bunga.
"Abon-abon adalah suatu rangkaian dari acara penjamasan pusaka, Abon-abon itu dari Keraton Solo yang memberikan ubo rampe untuk acara penjamasan. Diantaranya ada minyak dan beberapa bunga yang nantinya kita campurkan dengan minyak yang sudah dipersiapkan dan dibuat dari Kadilangu, karena minyak dari kami sebagai dasar untuk dilakukan penjamasan," jelasnya.
Kristiawan menambahkan, bahan hingga prosesi pembuatan minyak tersebut dilakukan tidak sembarangan. Minyak diambil dari kelapa menghadap ke timur dan tidak boleh dijatuhkan harus diturunkan satu persatu.
"Yang membuat minyak adalah ibu-ibu yang sudah menstruasi, tujuannya agar terjaga kebersihannya," tambannya.
- Bupati Demak Tegaskan Santriwan dan Santriwati Tidak Lakukan Pernikahan Dini
- Dinkominfo Demak Raih Peringkat 3 Pengelolaan Kearsipan Terbaik
- Bupati Demak Terus Tingkatkan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Smart City