Bupati Demak Tegaskan Santriwan dan Santriwati Tidak Lakukan Pernikahan Dini

suasana acara Sarasehan Pencegahan Stunting Jo Kawin Bocah Ben Ora Stunting yang dihadiri ratusan Santri di Pendopo Kab Demak, Minggu (22/10). RMOL Jateng
suasana acara Sarasehan Pencegahan Stunting Jo Kawin Bocah Ben Ora Stunting yang dihadiri ratusan Santri di Pendopo Kab Demak, Minggu (22/10). RMOL Jateng

Bupati Demak Eisti’anah menegaskan para santriawan dan santriwati untuk tidak melaksanakan pernikahan dini sebagai upaya penenakan stunting. 

"Ojo kawin dulu ya adek-adek santriawan dan santriwati, sabar ditunggu dulu siap dulu agar pernikahan bisa harmonis," ucap Bupati Demak di sela Sarasehan Pencegahan Stunting di Pendopo Kabupaten Demak, Minggu (22/10).

Sementara itu, Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menyampaikan, dampak dari stunting itu jangka panjang sehingga merupakan prioritas harus diselesaikan. 

"Stunting sendiri penyebab awalnya salah satunya belum waktunya nikah dan melahirkan dalam kondisi tidak siap. Penyebab stunting lebih didominasi oleh perkawinan usia dini. Maka kita perlu mencegah ke depannya," ucapnya.

Dia mengatakan, upaya stunting dimulai dadi memberikan asupan gizi dan lebih penting melalukan pencegahan.

Momen Hari Santri dinilai pas karena jihad yang telah diikrarkan bisa diterapkan dalam masalah stunting.

"Salah satunya adalah jangan kawin dulu. Di mana di Islam itu sangat menghindari kemudhorot-an. Di mana nikah dini itu banyak mudorotnya. Jadi harus kita hindari, dengan apa? Dengan kecukupan usia, persiapan untuk menikah baik dari segi kesehatan dan ekonomi," ucapnya.

Pernikahan dini bisa terjadi karena hamil di luar nikah namun bisa dihindari dengan dasar agama yang kuat. Terutama sosialisasi perkawinan dini itu tidak baik dan menjadi permasalahan di masa depan.

"Apalagi kita menuju Indonesia Emas 2024 maka harus tercipta dari SDM yang unggul," pungkasnya.