Budidaya Jangkrik Kini Jadi Primadona di Karanganyar

Berawal dari ketidaksengajaan dan memanfaatkan waktu di rumah karena pandemi Covid, warga Dusun Bakdalem, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono berternak jangkrik untuk pakan burung.


Selama masa pandemi, jangkrik banyak dicari untuk pakan burung, reptil dan ikan. Bahkan hingga saat ini permintaan jangkrik untuk pakan justru makin meningkat. Tingginya permintaan jangkrik pakan ternak pastinya membuka lapangan kerja baru sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat.  Melihat peluang tersebut, sudah ada beberapa kelompok peternak jangkrik yang mengembangkan usaha agar produksi meningkat dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan pasar di Solo Raya.

"Pandemi membuat kami terus belajar dan belajar agar ekonomi masyarakat tetap berjalan. Salah satunya adalah beternak jangkrik dan hasil cukup menjanjikan," ujar Bagus Pamudi salah satu peternak jangkrik, Kamis (2/6). 

Di desanya sudah ada sekitar 60 peternak jangkrik. Rata-rata perbulan bisa memanen 400 kilogram jangkrik senilai Rp12 juta. Padahal permintaan pasar per bulan sekitar 13-15 ton. Kebutuhan tersebut baru bisa terpenuhi sekitar 7 ton per bulan. 

"Dengan nominal rupiah sekitar Rp250 juta," imbuhnya.  

Terpisah, Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto berharap Bakdalem jadi sentra budidaya jangkrik untuk Solo Raya. Sebab permintaan pasar demikian tinggi membuat budidaya jangkrik berpeluang meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Kuncinya harus tekun, teliti dan tidak pernah menyerah. Peternak jangkrik sangat potensial secara ekonomi. Dengan masa panen yang 30 hari dan proses perawatannya sangat mudah Dusun Bakdalem harus bisa menjadi sentra jangkrik," pungkas Rober.