Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, musim kemarau di Jawa Tengah bisa terjadi hingga November, mendatang. Cuaca ekstrem kemarau ini berpotensi menimbulkan kekeringan. Masyarakat rawan kesulitan air bersih.
- Gempa Pacitan Tidak Berpengaruh Terhadap Perjalanan KA di Daop 6 Yogyakarta
- BMKG Ingatkan Curah Hujan Meningkat dan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir
- Dibekali INAWIS, Nelayan Batang Makin Akurat Pahami Cuaca
Baca Juga
BMKG pun mengingatkan masyarakat menyiapkan cadangan air bisa digunakan selama musim kemarau panjang. Dari perkiraan BMKG, hujan baru terjadi November atau memasuki akhir tahun.
"September puncaknya termasuk karena hujan jarang terjadi. Akan kemungkinan ada dan turun hujan November akhir tahun. Jadi, lebih dari 3 bulan akan terjadi puncak kemarau panjang," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Semarang, Giyarto, Senin (2/9).
Namun, hujan ringan selama kemarau diprediksi tetap akan terjadi. Meski, intensitasnya jauh turun dan jarang hujan. Di tengah cuaca ekstrem puncak musim kemarau, Giyarto juga mengimbau masyarakat waspada dengan fenomena suhu panas ekstrem siang hari. Saat terjadi, panas terik akan terjadi dan posisi matahari sejajar tegak lurus dengan garis khatulistiwa.
"Kita mesti waspada panas ekstrem terasa menyengat siang hari di puncak musim kemarau panjang ini. Matahari akan tegak lurus horizontal di atas kita sehingga suhu udara akan panas ekstrem.
- ‘Pelayanan Prima’ Kado 74 Hari Setyo Sukarno Pimpin Wonogiri
- Naik BRT Soloraya, Pelajar, Buruh dan Kelompok Rentan Cuma Bayar Rp 1.000
- Perkosa Pacar di Bawah Umur, Pria Asal Bojonegoro Jadi Tersangka