BMKG: Kemarau di Jateng Bisa Sampai November

BMKG memprediksi puncak musim kemarau akan jarang terjadi hujan di hampir seluruh wilayah Jawa Tengah. Dicky Aditya/RMOLJateng
BMKG memprediksi puncak musim kemarau akan jarang terjadi hujan di hampir seluruh wilayah Jawa Tengah. Dicky Aditya/RMOLJateng

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, musim kemarau di Jawa Tengah bisa terjadi hingga November, mendatang. Cuaca ekstrem kemarau ini berpotensi menimbulkan kekeringan. Masyarakat rawan kesulitan air bersih.


BMKG pun mengingatkan masyarakat menyiapkan cadangan air bisa digunakan selama musim kemarau panjang. Dari perkiraan BMKG, hujan baru terjadi November atau memasuki akhir tahun. 

"September puncaknya termasuk karena hujan jarang terjadi. Akan kemungkinan ada dan turun hujan November akhir tahun. Jadi, lebih dari 3 bulan akan terjadi puncak kemarau panjang," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Semarang, Giyarto, Senin (2/9). 

Namun, hujan ringan selama kemarau diprediksi tetap akan terjadi. Meski, intensitasnya jauh turun dan jarang hujan.  Di tengah cuaca ekstrem puncak musim kemarau, Giyarto juga mengimbau masyarakat waspada dengan fenomena suhu panas ekstrem siang hari. Saat terjadi, panas terik akan terjadi dan posisi matahari sejajar tegak lurus dengan garis khatulistiwa. 

"Kita mesti waspada panas ekstrem terasa menyengat siang hari di puncak musim kemarau panjang ini. Matahari akan tegak lurus horizontal di atas kita sehingga suhu udara akan panas ekstrem.