Beauty And The Beast Mengubah Balairung UKSW Jadi Dunia Keajaiban Tadi Malam

Mahasiswa Fakultas Bahasa Dan Seni Menyuguhkan Karya Menakjubkan Di Panggung Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Sabtu (22/06) Malam. Erna Yunus B/RMOLJawaTengah
Mahasiswa Fakultas Bahasa Dan Seni Menyuguhkan Karya Menakjubkan Di Panggung Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Sabtu (22/06) Malam. Erna Yunus B/RMOLJawaTengah

Panggung Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bertransformasi menjadi sebuah dunia magis penuh keajaiban, Jumat dan Sabtu (22/06) malam.


Kisah klasik Beauty and The Beast dipentaskan dengan gemilang, memukau setiap pasang mata yang hadir.

Tampak ratusan mahasiswa berkolaborasi dalam pementasan yang menciptakan karya menakjubkan ini.

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Infrastruktur dan Perencanaan (WR KIP) Priyo Hari Adi, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., menyatakan bahwa setiap tahun, event prestisius ini menjadi ikon yang membanggakan bagi UKSW.

"Pementasan ini adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk menyelaraskan apa yang ada di pikiran dan hati mereka sekaligus kebanggaan bagi FBS, dan kita terus menggali apa yang menjadi ciri khas kita," kata Priyo Hari Adi.

Ia bangga, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) terus berkarya dan menghasilkan sesuatu yang menakjubkan. Bahkan, disebutkam dia setiap tahunnya, FBS selalu menampilkan performa yang luar biasa.

Sementara, drama tahunan yang telah menjadi ikon FBS ini digarap dengan penuh dedikasi oleh para mahasiswa FBS, mengundang antusiasme luar biasa dari penonton.

Produser drama Yohanna Amanda Putri mengungkapkan bahwa pementasan ini tidak hanya menarik dari segi cerita, tetapi juga menawarkan pesan moral yang mendalam.

Mengusung kisah Beauty and The Beast berlatar di sebuah desa kecil, jalan cerita mengambarkan seorang wanita muda bernama Belle memimpikan petualangan dan kehidupan di luar rutinitasnya.

Ketika ayahnya tersesat di hutan, Belle menemukan sebuah kastil misterius dan ditawan oleh pemiliknya yang berwujud monster.

"Kami ingin penonton bisa mendapatkan nilai moral dari cerita ini, bahwa banyak orang menilai dari luarnya saja," ungkap mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris ini.

Disebutkan dia, setidaknya sebanyak 146 orang terlibat dalam produksi ini, dengan 8 pemeran utama, 17 anggota crowd (khalayak ramai), dan 9 musisi, serta 3 dosen supervisor yang bersinergi untuk menghadirkan pertunjukan yang memikat hati.

Bonnie Armistead dan Anna Joy Armistead, warga Amerika Serikat yang telah tinggal di Salatiga selama 30 tahun, memberikan pujian tinggi.

"Dramanya sangat bagus, mereka mampu menceritakan kisahnya dengan baik. Mereka melakukan pekerjaan yang sangat baik, mendramatisasi dengan mahir. Sangat bagus, sangat baik dilakukan, timing-nya sangat tepat. Sangat baik sekali," kata Bonnie.