Bawaslu Demak membuat terobosan hadapi Pemilu serentak 2024 mendatang. Kegiatan dimaksud adalah menggandeng Kominfo terkait kampanye ‘melek’ medsos.
Medsos menjadi wahana potensial untuk Pemilu berkualitas. Apalagi Pemilu mendatang menjadi ajang pesta demokrasi yang paling rumit.
- Di Makassar, Moeldoko Tantang Kasih 5 Persen Saham Mobil Listriknya Buat Anak Muda
- Kelakar Forkopimda Salatiga: SIP-DANCE Untuk Pilkot 2024-2029
- Hujan Deras PSS di Desa Cangkring Rembang Berjalan
Baca Juga
‘’Pemilu 2024 merupakan pemilu paling rumit dalam sejarah Indonesia,’’kata Choirul, Ketua Bawaslu Demak di sela sela kegiatan pembekalan bagi relawan pengawas yang diselenggarakan di RM Kalijaga, Minggu (20/11).
Kegiatan diikuti perwakilan mahasiswa, pelajar dan santri dari berbagai wilayah di Demak. Yanto Mulyanto, Kepala Sekretariat Bawaslu Demak mengatakan, kegiatan ini menjadi bagian program Bawaslu untuk mensukseskan pelakanaan tahapan Pemilu yang sudah ditetapkan. Pihaknya sengaja memilih segmen pelajar, mahasiswa dan santri karena cluster ini menjadi kelompok potensial.
‘’Dengan idealisme, juga kontribusi strategis yang dimiliki, maka ruang dialog seperti sangat diperlukan,’’ujar Yanto Mulyanto lagi.
Diskusi dan dialog berjalan cukup dinamis dengan menghadirkan tiga nara sumber, yakni Dra Endah Cahya Rini, MM dari Kominfo Demak, Drs Jayanto Arus Adi, MM praktisi media, dan Ahli Pers dari Dewan Pers, kemudian penggiat dari Mafindo, Roudatul Jannah.
Sinergi yang bagus
Endah Cahya Rini, Kepala Dinkominfo Demak, memberikan apresiasi atas langkah yang dilakukan Bawaslu. Menurutnya generasi muda perlu didorong memiliki kesadaran dan kepekaan untuk ikut serta mensukseskan Pemilu.
‘’Saya punya harapan dan obsesi forum dialog dan diskusi ini dapat melahirkan generasi muda yang tanggap. Jadi ini forum yang penting, dan memiliki makna strategis,’’begitu kata Endah.
Terkait dengan agenda Pemilu 2024 mendatang, Drs Jayanto Arus Adi, MM yang berbicara soal bagaimana Media Sosial berkontribusi untuk Pemilu yang berkualitas menyatakan, generasi milenial harus melek teknologi dan juga familiar dengan medsos.
‘’Ada pepatah jarimu adalah harimaumu. Ini artinya medsos menjadi aspek penting dalam berdemokrasi,’’kata Jayanto.
Hanya saja kemudian diingatkan dalam bermedsos perlu menjaga tata krama. Kasus kasus yang menimpa sejumlah tokoh di republik karena cuitannya di Medsos terjadi karena seringkali aspek aspek etis, atau tata krama sering dilanggar. Untuk itu generasi milenial yang menjadi tulung punggung masa depan perlu lebih mawa diri.
Roudatul Janah, penggiat dari Masyarakat Anti Hoaks Indonesia (Mafindo) mengingatkan, medsos memiliki peran yang cukup strategis. Era disrupsi memberikan keleluasaan dan ruang yang begitu terbuka. Namun kita perlu menjaga marwah dan fungsi medsos itu untuk hal hal yang sifatnya positip.
‘’Medsos itu seperti pedang, di tangan orang baik, akan memberi manfaat secara positif, sebaliknya di tangan orang jahat bisa saja menjadi racum’’ujar Janah.
Kaitannya dengan Pemilu, medsos ibaratnya anjing penjaga yang selalu mengingatkan kita semua untuk lebih bijak dan bertanggung jawab.
Demokrasi dan pemilu yang berkualitas adalah tanggung jawab kita bersama. Kegiatan yang berlangsung cukup hangat dan pernuh interkasi ini diakhiri deklarasi bersama dengan membubuhkan sidik jari di atas kanvas.
- Gibran Sosok Relevan Pahami Anak Muda
- Farras, Anak Mantan Wawali Salatiga, Bacalon Pertama Ambil Formulir Kepala Daerah Di PKS
- Dadakan Kunjungi KPU, Pj Bupati Batang Tanyakan Persiapan Pemilu 2024