Bank Indonesia Jateng Latih 190 UMKM Hadapi Tantangan Ekspor

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Tengah memberi pelatihan 190 pelaku UMKM dari berbagai wilayah di provinsi ini dalam upaya menciptakan ekportir handal di tengah berbagai tantangan ekonomi beberapa waktu terakhir.


Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) mengadakan pelatihan ekspor terpadu bertajuk 'Menciptakan Eksportir Handal Melalui Pemahaman Prosedur dan Peluang Pasar Ekspor'.

Kepala Perwakilan Bank Indonesi Provinsi Jawa Tengah, Soekowardojo mengatakan, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kondisi global yang dapat menggangu upaya peningkatan ekspor. "Tantangan pertumbuhan ekonomi global yang melambat berdampak pada perlambatan volume perdagangan dunia dan penurunan harga komoditas," katanya, Selasa (26/2).

Dia menerangkan, tantangan adanya perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok yang berdampak pada terhambatnya arus barang, kenaikan tarif/ bea masuk, dan ketegangan pada nilai tukar.

Tantangan berikutnya, lanjut dia, pengaruh non ekonomi yang berdampak pada kondisi ekonomi dan perdagangan seperti virus corona di Tiongkok, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dan tarik ulur Brexit.

"Sementara di Jawa Tengah kondisi neraca perdagangan juga masih menunjukkan posisi defisit. Sesuai data BPS Jawa Tengah, selama tahun 2019 total ekspor Jateng mencapai 8,6 miliar dolar AS sementara total impor mencapai 12,5 miliar dolar AS," katanya.

Menurutnya, posisi neraca perdagangan LN Jateng defisit sebesar 3,9 miliar dolar AS. Meskipun demikian, defisit tersebut dapat semakin ditekan karena defisit 2019 yang sudah lebih baik daripada defisit 2018 yang mencapai 6,5 miliar AS.

"Tantangan global yang semakin besar tersebut, tetap harus dihadapi dengan optimis. Sekarang ini semua pihak semakin serius dan saling bersinergi untuk menjaga agar defisit neraca perdagangan tidak terus membesar," katanya.

Terkait hal tersebut, Bank Indonesia memiliki bauran kebijakan yaitu mendorong ekspor barang/ komoditas utama melalui strategi 3P meliputi peningkatan produksi, pengaturan& kelembagaan, dan promosi atau akses pasar. Selain itu, lanjut dia, juga mendorong ekspor jasa melalui peningkatan pariwisata melalui strategi 3A2P (peningkatan Aksesibilitas, Atraksi, Amenitas, Promosi, Pelaku/SDM).

"Serta mendorong ekspor produk UMKM yang dapat memenuhi permintaan pasar fashion, craft, dan makanan/minuman," katanya.