Banjir Rob 'Usir Paksa' Warga Sayung

Suasana rumah yang terendam rob di Tugu, Sayung, Demak. Nungki/RMOLJateng
Suasana rumah yang terendam rob di Tugu, Sayung, Demak. Nungki/RMOLJateng

Banjir rob menjadi masalah yang harus segera dituntaskan pemerintah. Pasalnya, debit air yang merjang setiap tahun semakin meninggi secara tidak langsung mengancam banyak pemukiman warga.

Salah satunya di Desa Sayung, Kabupaten Demak. Warga disana kerap dibuat pusing bila rob melanda. Mereka yang bertahan, dipaksa merogoh kocek tabungan yang dalam untuk meninggikan rumahnya. 

Namun yang tidak memiliki uang, rob seperti meng-'usir paksa' para warga dari tanahnya. Ya, para warga ini terpaksa menjual tanah dan rumahnya demi pindah ke lokasi yang aman.

"Kalau di RT sini ada kalau nggak salah meninggalkan rumahnya ada empat rumah/Kepala Keluarga (KK), ada yang pindah ke Sumatra ada yang ikut anaknya, rumahnya mau dijual juga belum laku, karena kondisinya kena rob, mau ditinggikan juga nggak bisa,” ujar Mohamad Asmui, selaku Ketua RT 01 RW 04 Dukuh Pangkalan Kelurahan Tugu, Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, Mohamad Asmui kepada RMOLJateng, Rabu (8/5).

Diakui Asmui, langkah empat KK itu, bukan tidak mungkin akan banyak diikuti warga lainnya. Sebab, banjir rob setiap tahunnya, semakin tinggi. Termasuk yang paling parah terjadi di tahun 2024 ini.

“Kondisi rob mulai dari Bulan Ramadhan itu mulai naik, rumah saya ini termasuk paling tinggi itu juga air rob masuk rumah kisaran 20-25 cm, kalau yang rumahnya rendah lebih parah lagi, sudah empat hari berturut turut ini air masuk rumah,” ucap Asmui yang mengaku meninggikan rumahnya pada tahun 2012 silam. 

Asmui sendiri mengaku lelah dengan kondisi ini. Sebab, dirinya telah meninggikan rumahnya sudah empat kali, sejak tahun 2012, dan memperkirakan bahwa hingga 10 tahun kedepan rumahnya aman dari rob, namun tampaknya perkiraannya salah.

“Dulu saya memperkirakan selang waktu 10 tahun rumah saya masih aman setelah peninggian pertama kurang lebih 1 meter, namun perkiraam saya salah, baru 4 tahun sudah kena rob lagi. Jadi total sudah 4 kali meninggikan rumah hampir 12 tahun,” ujarnya 

Lalu di tahun 2024 ini, Asmui kembali meninggikan bagian belakang rumahnya dengan lemah padas satu rit (1 dam) Rp 500 ribu untuk meninggikan rumah bagian belakang. 

Sementara itu, warga lain Sutini (54) mengatakan bahwa dirinya sudah melakukan peninggian rumahnya sejak tahun 2012. 

“Ini rumah saya sudah ditinggikan beberapa kali, pertama 70 cm, kedua 90 cm ketiga 70 cm sejak 2012,” katanya. 

Sutini mengaku bingung dan merasa berar bilamana setiap tahun harus melakukan peninggian rumah lantaran dirinya sudah tidak bekerja lagi. 

“Mau pindah kemana yang nggak tahu, mau meninggikan rumah terus menerus juga nggak kuat, sawah juga kena rob, ya mau nggak mau ya tetep disini,” pungkasnya.