Banjir di Wonogiri Akibat Tingginya Sedimentasi Sungai Wiroko

Istimewa
Istimewa

Banjir terjadi di wilayah Karangturi, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri, karena hujan deras sepanjang hari, Selasa (22/1).  

Fuad Wahyu Pratama, Kapala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri membenarkan kabar banjir tersebut.

Fuad mengatakan bahwa banjir yang terjadi akibat meluapnya Sungai Wiroko di Karangturi. “Banjir terjadi sekitar pukul 18.00 wib dan surut setelah Tengah malam. Jadi hanya sekitar enam jam,” jelasnya.

Selain menghambat jalur lalu lintas jalan jalur Wonogiri-Pacitan, banjir juga merendam setidaknya 7 rumah warga Desa Bulurejo, Nguntoronadi.

Lebih lanjut Fuad menjelaskan bahwa wilayah Karangturi merupakan daerah perbatasan Desa Bulurejo dan Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi yang langganan banjir. “Jika hujan deras dengan durasi lebih dari empat jam, hampir bisa dipastikan Sungai Wiroko akan meluap,” terangnya.

Salah satu penyebabnya adalah tingginya sedimentasi di Sungai Wiroko sehingga meluap karena volume air yang bisa ditampung semakin kecil. “Saat musim kemarau saja kita bisa lihat tingginya sedimen Sungai Wiroko ini,” ungkap Fuad

Perlu diketahui, Sungai Wiroko termasuk salah satu dari Daerah ALiran Sungai (DAS) Bengawan Solo, yang berhulu di Kecamatan Karangtengah.

Sebagai tindakan penanganan banjir di Karangturi ini, BPBD Wonogiri telah meminta Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk melakukan pengerukan sedimentasi. “Normalisasi sungai di sepanjang DAS Bengawan Solo harus dilakukan untuk menjaga agar air sungai tidak meluap ke pemukiman dan lahan pertanian warga,” harap Fuad.

Sejauh ini, Fuad menilai masyarakat Desa Bulurejo dan Kulurejo telah gerak cepat membantu saat terjadi dan bergotong royong pasca banjir.

Selain itu perlu dibangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mengembangkan komunitas warga yang tanggap bencana di desa rawan bencana.