Bangkitkan Kesenian Tradisional, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang Kampanyekan Seni Batik Canting

Sejumlah mahasiswa dan warga pengunjung CFD Simpang Lima, Semarang tengah belajar membatik Canting, Minggu (26/5). Istimewa
Sejumlah mahasiswa dan warga pengunjung CFD Simpang Lima, Semarang tengah belajar membatik Canting, Minggu (26/5). Istimewa

Indonesia kaya akan seni dan budaya. Salah satu yang paling khas dan menjadi ikon di dunia jika bicara bangsa ini, adalah batik.


Namun sayang, belakangan, harus diakui dan tidak bisa dipungkiri, derasnya pengaruh teknologi membuat batik sebagai 'akar indentitas' negeri ini, mulai terlupakan.

Berangkat dari fakta itu pula, sejumlah mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang tergugah untuk kembali melestarikan seni dan budaya yang hampir tergerus zaman.

Melalui gerakan kampanye bertajuk "Cantik: Canting Kreatif", para mahasiswa ini coba mengenalkan kembali seni membatik di tengah-tengah masyarakat. Seperti yang terlihat dalam Car Free Day (CFD) di Simpang Lima, Kota Semarang pada Minggu (26/5) lalu.

Kampanye ini pun kontan menarik perhatian ratusan warga yang tengah asyik menikmati suasana pagi. 

"Kampanye ini bertujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan seni batik canting kembali kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda. Harapannya tentu saja, menaikkan lagi budaya indonesia yang sudah tertinggal, yang mana sekarang masyarakat hanya tahu batik tanpa tahu prosesnya. Semoga dari kegiatan kampanye ini menunjukkan bentuk dari perwujudan anak-anak muda yang tetap melestarikan budaya Nusantara,” kata Ketua Pelaksana Kampanye Batik Canting, Nur Sukma Meilisa.

Menariknya, dalam kampanye itu, para mahasiswa tidak hanya menyodorkan dan memamerkan batik-batik yang sudah jadi hasil kreasi alat bernama canting, tapi juga menyediakan workshop gratis bagi pengunjung yang ingin mencoba langsung proses membatik dengan canting. 

"Tidak hanya itu, ada juga sesi edukasi mengenai cara membatik menggunakan canting. Acara ini, kami mulai sejakpukul 06.00 WIB. Intinya, dengan acara ini, kita ingin menanamkan pentingnya melestarikan warisan budaya seperti batik," imbuhnya.

Sementara itu, salah satu pengunjung, Caca (19), mengungkapkan kegembiraannya bisa belajar langsung proses membatik. 

"Wah, menurutku, event membatik itu seru banget, apalagi di zaman sekarang ya, udah jarang banget kan generasi kita atau yang gen Z lagi membatik? Jadi, menurutku, event membatik kayak gini tuh bisa banget jadi cara buat mengenalkan lagi seni membatik ke Masyarakat, biar pada semangat lagi, gitu, mengenal dan ngerti cara membatik itu gimana" katanya.

Dengan suksesnya kampanye “Cantik: Canting kreatif” di CFD Simpang Lima Semarang ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang peduli dan terlibat dalam upaya pelestarian budaya batik. 

"Semoga kegiatan serupa dapat terus dilakukan di masa mendatang untuk menjaga warisan budaya Indonesia tetap hidup dan dikenal oleh generasi selanjutnya," pungkas Caca.