Bangkitkan Jiwa Anti Radikalisme, Eks Napiter Beri Kuliah Umum Mahasiswa UDINUS 

Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) bersama Polrestabes Semarang menggelar kuliah umum yang menghadirkan narasumber atau pembicara para mantan narapidana kasus terorisme.


Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UDINUS, Kusrinigsih mengatakan, melalui kuliah umum ini diharapkan mahasiswa UDINUS yang mengikutinya bisa memahami makna radikalisme yang dewasa ini kerap disinggung di masyarakat.

Kusri menyebut kuliah umum ini sengaja diberikan kepada mahasiswa baru sebagai bekal untuk bisa menjadi pemimpin di masa depan.

"Jadi ini adalah tukar pendapat dari eks napiter yang pernah menjadi radikal kemudian mencintai NKRI lagi," kata Kusri usai acara kuliah umum Refreshing Kepemimpinan, Pencegahan Faham Radikalisme dan Terorisme Untuk Aktivitas Organisasi Kemahasiswaan Universitas Dian Nuswantoro, di Gedung E UDINUS, Jumat (7/10).

Mantan narapidana terorisme yang juga tergabung dalam Yayasan Persadani, Nur Afifudin mengatakan saat ini pemahaman tentang terorisme yang hanya muncul di lingkungan pesantren tidak dibenarkan olehnya. Ia mengatakan justru bibit radikalisme bisa saja muncul dari pelajar sekolah umum.

"Dari kecil saya sudah menaruh minat pada agama. Maka setelah saya dibebaskan saya menyoroti masalah rekruitmen dan mendirikan Yayasan Persadani. Sejauh ini sudah 28 orang yang saya urusi, mulai dari penangkapan, pembebasan, menciptakan kondusivitas agar tidak mengulangi sampai mengkondisikan agar mereka mandiri secara ekonomi," ucapnya.

Mantan narapidana teroris lainnya, Badawi Rachman menceritakan awal mula dirinya bergabung dengan kelompok radikal karena saat itu tidak memiliki cukup pengetahuan tentang kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Dulu saya dibuat resah sama isu penyebaran agama lain, termasuk perang saudara di Poso dan Ambon. Masa itu sangat mungkin sekali terpapar virus radikal karena minimnya informasi," kata Badawi.

Melalui kuliah umum ini, dia berharap mahasiswa yang mengikuti bisa belajar dari pengalaman yang mereka bagikan.