Atasi Banjir, DPU Kota Semarang Siapkan 119 Unit Pompa

Musim hujan sudah didepan mata. Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang telah mempersiapkan berbagai upaya mengatasi banjir, salah satunya dengan menyiapkan 119 unit pompa di 52 titik rumah pompa.


119 unit pompa tersebut akan tersebar di empat wilayah. Wilayah timur 34 unit pompa. Wilayah tengah I terdapat 11 unit pompa. Wilayah tengah II ada  63 unit pompa. Wilayah barat ada 11 unit pompa. 

Kasi Pengelolaan Sungai, Irigasi, dan Pantai DPU Kota Semarang, Viktor Tri Karyanto mengatakan pompa yang sudah disiapkan tersebut sudah siap untuk digunakan saat musim penghujan tiba. Sementara pompa yang sempat rusak pada hujan musim lalu telah selesai dilakukan perbaikan.

Viktor mengaku jika jumlah pompa yang telah disiapkan kali ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Hal ini karena DPU juga telah menyiapkan pompa portabel dan pompa mobile sebanyak 9 unit. 

Kapasitas unit pompa tersebut juga beragam mulai 10 liter per detik hingga 800 liter per detik. Pompa portabel dapat digeser ke wilayah-wilayah yang terjadi genangan. 

"Di samping itu, ada pompa yang dikelola BBWS. Ada dua lokasi yakni di Tenggang dan Sringin. Ini untuk mengatasi banjir di wilayah timur," kata Viktor, Rabu (20/10).

Personil dilapanganpun, lanjutnya, sudah disiapkan, yang nantinya akan ada petugas siaga dilokasi genangan saat hujan deras mengguyur. 

Misal terjadi sumbatan, petugas langsung siap mengambil sampah, plastik, maupun barang lainnya yang menghalangi saluran. Sementara alat berat, dumptruck, dan bego juga telah disipakan untuk melakukan pengerukan dan pengambilan sampah. 

"Material berupa karung untuk diisi tanah dan kawat bronjong juga telah disiapkan mengantisipasi adanya longsor atau talud yang rusak," tuturnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyampaikan jika kota yang dipimpinnya ini beberapa kali diuji dengan adanya banjir di beberapa titik di Kota Semarang pada tahun lalu. Namun setelah dilakukan pengecekan, banjir terjadi karena saluran tertutup sampah. 

Menurutnya, Pemerintah Kota Semarang pasti melakukan upaya peningkatan infrastruktur pengendali banjir. Namun, hal itu tidak cukup. Perlu ada kesadaran masyarakat untuk menjaga Kota Semarang. 

"Perlu kesadaran masyarakat untuk menjaga kota dengan menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya. Yuk, bareng-bareng bersihin inlet (saluran)," ungkap Hendi, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, Hendi mengatakan, pembersihan saluran, pengerukan sedimen, dan penanganan talud yang sempat jebol sudah dilakukan. Proyek penanganan banjir yang masih berjalan yakni normalisasi Kali Beringin. Proyek tersebut berjalan multiyears.