Aroma Bakaran Ikan Bandeng Salto Goda Bupati Pemalang di Pantai Kertosari

Bupati Pemalang Mansur Hidayat Saat Mengunjungi Festival Bakar Bandeng Di Pantai Kertosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang (27/1). Foto: RMOLJATENG
Bupati Pemalang Mansur Hidayat Saat Mengunjungi Festival Bakar Bandeng Di Pantai Kertosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang (27/1). Foto: RMOLJATENG

Aroma bakaran ikan tercium dari pinggir pantai Kertosari, Desa Kertosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Asal aroma itu ternyata dari ikan bandeng yang dibakar berjejer dalam Festival Bakar Bandeng.


Bupati Pemalang Mansur Hidayat pun turut menikmati proses pembakaran hingga rasa dari ikan bandeng bakar itu. 

"Festival ini menampilkan bandeng yang asli dari kecamatan Ulujami. Artinya ini adalah produk hasil dari kecamatan Ulujami yang saat ini sudah terkenal, barangkali dengan acara ini tambah semakin terkenal baik," kata Mansur di lokasi, Sabtu (27/1).

Budidaya ikan bandeng di Kecamatan Ulujami dikenal dengan Bandeng Salto. Sebutan itu adalah akronim dari Bandeng Salai, Asap dan Presto (Salto).

Total ada 8 (delapan) desa di Kecamatan Ulujami yang menjadi sentra budidaya bandeng yaitu Tasikrejo, Kaliprau, Kertosari, Blendung, Ketapang, Limbangan, Mojo, dan Pesantren.

Bupati Pemalang menyebut festival Bakar Bandeng itu merupakan bagian dari rangkaian HUT Kabupaten Pemalang ke 459. Inisiatornya adalah Kecamatan Ulujami beserta kepala desa setempat.

"Acaranya juga dilaksanakan di tempat wisata pantai Kertosari. Artinya ini juga bisa menambah daya tarik wisatawan untuk datang ke pantai Kertosari. Sekaligus kita memasarkan bandeng asli dari kecamatan Ulujami. Bagian dari branding dari bandeng itu sendiri," jelasnya.

Panitia acara adalah Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA) Rukun Makmur, Sardiyan menyebut pihaknya menyiapkan 1 ton bandeng dalam festival itu. Semua produk adalah hasil budidaya lokal dari 450 petani tambak di delapan desa itu.

"Bandeng Salto itu sebagai pembeda karena sudah ada daerah lain yang terkenal dengan Bandeng Prestonya. Nama Bandeng Salto sudah kami daftarkan ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) hingga ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)," ujarnya.

Direktur BUMDESMA Rukun Makmur itu menyebut total ada 1.700 hektar tambak bandeng di delapan desa. Untuk setiap hektarnya, para petani tambak di Ulujami mampu panen hingga 2,5 ton per musim panen. Dalam setahun ada dua kali musim panen bandeng.

Saat ini pihaknya sedang berusaha mengembangkan perikanan bandeng dengan sistem hilirasisasi. Segala hal mulai dari budidaya, pengolahan hingga pengemasan terkonsentrasi di wilayah Ulujami.

"Sebisa mungkin kami menahan agar produk yang keluar dari sini sudah diolah. Sehingga manfaatnya maksimal," jelasnya.

Ia bercita-cita bisa mengembangkan budidaya bandeng hingga ekspor. Caranya, BUMDESMA-nya saat ini sedang mengurus sertifikat produksi yang bisa berlaku di pasar internasional.

 "Doakan agar bisa segera rampung, dan produksi Bandeng Salto ini bisa sampai ekspor," pungkasnya.