Arief: AHY Bukan Hayam Wuruk, Dia Harus Menapak Dari Bawah

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono enggan meminta maaf lantaran telah menyebut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) seperti anak kecil lantaran tak punya pengalaman di bidang politik.


Arief menjelaskan bahwa pendapatnya itu didasarkan pada realita yang ada. AHY yang kini menjadi Komandan Kogasma Partai Demokrat diakui Arief memang memiliki riwayat pendidikan yang tinggi dan pernah berkarir di militer.

Namun, baginya, AHY masih baru dalam dunia politik, sekalipun putra sulung Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu pernah menjadi calon gubernur DKI Jakarta.

Mohon maaf, saya tidak mau minta maaf. Tujuan saya untuk melatih AHY, agar dia juga kebal (kritik)," jelasnya saat dihubungi, Senin (23/7).

Arief juga menyoroti sejumlah hasil survei yang selalu menempatkan elektabilitas AHY di bagian atas dalam kategori calon wakil presiden potensial 2019. Dia meminta publik tidak tertipu dengan hasil rilis survei tersebut. Sebab, di dunia nyata, para kandidat yang akan bertarung di Pilpres 2019 harus nyata telah berbuat untuk rakyat.

Dia pemain baru dalam politik, tidak bisa dipaksakan. Ini bukan kerajaan, ini negara demokrasi," sambungnya.

Menurutnya, AHY harus mulai merintis karir di politik dari bawah. Dia harus bisa menyatu dengan rakyat agar mengerti apa yang dirasakan rakyat dan kemudian mencarikan solusi masalah itu lewat jalur politik yang sebenarnya.

AHY tidak bisa secara instan menjadi politisi besar tanpa melewati hal tersebut, sekalipun dia adalah putra presiden keenam RI.

AHY bukan Hayam Wuruk, dia harus menapak dari bawah. Dia harus mendengar rakyat menangis tidak makan, mencium bau buruh dan petani," tukasnya.