Apakah Mundurnya Maruarar Sirait Merupakan Bagian dari Skenario Satu Putaran?

Foto Maruarar Sirait
Foto Maruarar Sirait

Mundurnya Maruarar Sirait dari PDI Perjuangan dinilai Yusfitriadi sangat mungkin merupakan bagian dari skenario satu putaran. Menurut pengamat kebijakan publik tersebut Ara, sapaan akrab Maruarar, merupakan loyalis Jokowi.


“Mundurnya Ara tersebut bisa dilihat sebagai hal yang biasa-biasa saja namun dengan aroma orientasi politik sangat kental. Tetapi sejatinya, saya tidak kaget ketika melihat Ara pamit dari PDI Perjuangan, baik sebagai pengurus maupun kader,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/1).

Tidak biasa-biasa saja, kata Yusfitriadi, apabila dilihat dari waktunya yang terjadi di detik-detik akhir menjelang hari pemungutan suara. “Bisa jadi merupakan salah satu skenario pasangan calon bernomor 02 tersebut untuk memenangkan satu putaran,” papar founder Visi Nusantara Maju yang akrab disapa Yus itu. 

Pandangan Yus ini bukan tanpa alasan. Ada beberapa indikator yang mengarah kepada hal tersebut. Pertama, selain loyalis Jokowi, Ara adalah salah satu figur yang mendorong Jokowi sejak awal untuk mencalonkan diri menjadi presiden, setidaknya pada periode pertama.

Sehingga, lanjut Yus, tidak aneh ketika Ara mengikuti bandul politik Jokowi. Kenyataannya saat ini bandul politik Jokowi tidak berada di PDI Perjuangan mau pun Ganjar. “Sejak itu sampai saat ini Ara tidak terlalu diberikan tempat oleh PDI Perjuangan. Jokowilah yang memberikannya tempat, baik sebagai komisaris maupun pengurus pada salah satu cabang olah raga nasional, termasuk ketua satuan tugas mafia bola,” paparnya.

Kedua, Ara tidak masuk ke dalam Daftar Calon Tetap (DCT). Nasibnya sama dengan Budiman Sudjatmiko. Ara pada pemilu 2024 ini tidak dicalonkan sebagai anggota legislatif oleh PDI Perjuangan. Tidak juga masuk ke dalam Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud. Namanya di PDI Perjuangan relatif tenggelam dan nyaris hilang dari percaturan politik.

Ketiga, waktu atau timing mundur pada detik-detik terakhir yakni kurang dari satu bulan menuju hari pemungutan suara pada pemilu 2024. Ara berpamitan dari PDI Perjuangan.

“Tentu saja bukan tidak dikalkulasi. Kalkulasi politiknya adalah memberikan gambaran rapuhnya soliditas PDI Perjuangan bahkan di tataran Pengurus Pusat. Padahal dengan kondisi tenggelamnya peran Ara selama ini di PDI Perjuangan, bisa saja sejak awal mundur dan bergabung dengan pasangan calon Prabowo-Gibran. Seperti yang dilakukan oleh Budiman Sudjatmiko,” ungkapnya.

Keempat, kata Yus, mundurnya Ara  berpotensi terjadinya eksodus kader PDI Perjuangan di lapisan bawah seperti yang sudah terjadi di Majalengka, Jawa Barat. Sedikit atau banyak, Ara pasti mempunyai pasukan kader PDI Perjuangan di semua lapisan masyarakat.

“Sehingga ketika terjadi eksodus yang diakibatkan oleh mundurnya Ara, maka hal itu akan mengancam elektabilitas PDI Perjuangan turun secara drastis dari pasangan Ganjar-Mahfud. Kemungkinan besar eksodus yang terjadi adalah ke pasangan Prabowo-Gibran, bukan ke pasangan Anies-Cak Imin,” bebernya.

Dengan demikian pasangan Prabowo-Gibran semakin berpotensi naik elektabilitasnya, sementara PDI Perjuangan dan Pasangan Ganjar-Mahfud berpotensi semakin turun. Dengan demikian, potensi Prabowo-Gibran menang satu putaran sangat berpeluang.