Anak Penjual Sepatu Dan Buruh Serabutan di Karanganyar Ini Jadi Lulusan Terbaik UGM 

Orang Tua Iksanudin Alamin, Wisudawan Terbaik Universitas Gadjah Mada (UGM) Saat Menunjukkan Foto Wisuda Sang Anak. Foto: Dian Tantri Burhani/RMOLJateng
Orang Tua Iksanudin Alamin, Wisudawan Terbaik Universitas Gadjah Mada (UGM) Saat Menunjukkan Foto Wisuda Sang Anak. Foto: Dian Tantri Burhani/RMOLJateng

Suradi (60) dan Sri Sukarmi (59), pasangan suami istri asal Lalung, Karanganyar ini sukses antarkan Muhammad Iksanudin Alamin, putra mereka, menjadi wisudawan terbaik Universitas Gadjah Mada (UGM). 


Sehari-harinya, Sri berjualan sepatu di seputaran taman Pancasila Karanganganyar, sementara Suradi, suaminya, adalah buruh serabutan. Keduanya tidak menyangka anaknya bisa sukses dalam pendidikannya. 

Wajah pasangan ini terlihat bahagia sekaligus haru saat menceritakan capaian prestasi yang berhasil diraih putranya. Sudah pasti ada rasa bangga saat anaknya berhasil menjadi seorang sarjana lulusan universitas ternama di Indonesia. 

Ya, belakangan viral di media sosial bahwa ditengah keterbatasan ekonomi yang melingkupi keluarganya, Ikhsan berhasil meraih gelar sarjana bidang keperawatan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna yakni 3,98. 

Ikhsan yang menempuh masa kuliah dalam waktu 3 tahun 4 bulan ini diwisuda bersama 1.582 wisudawan lainnya di Grha Sabha Pramana (GSP) di UGM pada Rabu (21/02) lalu.

"Alhamdulillah anak saya bisa lulus dengan IPK 3,98," ucapnya saat ditemui pada Selasa (27/02) pagi. 

Sri Sukarmi mengaku bukanlah dari keluarga mampu namun ia berhasil menyekolahkan ke empat anaknya, meski hanya Ikhsan saja yang akhirnya mendapat gelar Sarjana. Seorang  anaknya yang lain adalah seorang hafidz yang sudah hafal 30 Juz.

"Kami ini hanya kerja serabutan. Niat 'nyekolahin anak. Masalah rejeki pasrah sama Gusti Allah," ungkapnya. 

Untung saja selama kuliah di UGM, Ikhsan mendapatkan beasiswa pendidikan sehingga keluarga tidak mengeluarkan biaya untuk pendidikan. Hanya membiayai kost dan makan sehari-hari. 

"Untuk biaya kuliah, alhamdulillah dapat beasiswa sampai lulus," ungkapnya. 

Menurut sang ibu, dari kecil Ikhsan adalah anak yang pendiam dan memang memiliki hobi belajar, tekun dan mau berusaha keras agar tidak kalah dengan temannya terkait pelajaran. 

"Ya saya bilang jangan pantang menyerah, terus berusaha dan berikhtiar untuk hasil akhirnya Allah nanti yang menentukan," papar Sri Sukarmi lebih lanjut.

Ditambahkan Sri Sukarmi, sang anak tidak lupa minta doa restu kepada orang tua, setiap ia akan menjalani ujian, agar diberi kelancaran dan kemudahan dalam ujiannya. 

Sri Sukarmi juga menyebut Ikhsan dikenal sebagai anak yang sangat prihatin dan hidup sederhana. Untuk makan sehari-hari ia lebih memilih memasak sendiri. 

Untuk uang saku sang ibu hanya memberi Rp. 100 ribu-150 ribu tiap minggunya saat sang anak pulang ke rumah. Tidak jarang sang anak menolak karena masih memiliki sisa uang saku.

Dia berharap putranya yang kembali melanjutkan kuliah profesi keperawatan, menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dan membanggakan keluarga.