Sebanyak 185 akun Facebook yang dijalankan militer Thailand dan diduga terlibat dalam 'mempengaruhi informasi' telah dihapus oleh pihak Facebook.
- Pelayanan Bagi Wisatawan Islam Di Jeju Akan Ditingkatkan
- Inggris Berduka Atas Pembunuhan David Ames
- Joe Biden Nilai Idul Adha Pengingat Komitmen Islam Terhadap Kesetaraan
Baca Juga
Sebanyak 185 akun Facebook yang dijalankan militer Thailand dan diduga terlibat dalam 'mempengaruhi informasi' telah dihapus oleh pihak Facebook.
Akun-akun itu disapu bersih karena terlibat dalam 'perilaku tidak autentik dan terkoordinasi', dilansir dari Kantor Berita RMOL.
Secara terperinci, yang dihapus itu adalah 77 akun, 72 halaman, dan 18 grup, ditambah dengan 18 akun Instagram.
Ini pertama kalinya Facebook mengambil tindakan seperti itu terhadap akun yang terkait dengan pemerintah Thailand.
Facebook mengatakan akun tersebut terkait dengan militer Thailand dan menargetkan orang-orang di provinsi selatan, seperti dikutip dari Bangkok Post, Kamis (4/3).
Bagian selatan negara itu telah menjadi tempat konflik selama beberapa dekade, dengan kelompok pemberontak di wilayah yang mayoritas Muslim, berbahasa Melayu, untuk menyerukan kemerdekaan, yang menyebabkan sekitar 7.000 orang telah tewas dalam perjuangan yang sedang berlangsung.
Facebook mengatakan akun yang dihapus itu aktif tahun lalu dan menggunakan akun palsu untuk mengelola halaman dan grup, baik secara terbuka sebagai halaman militer maupun halaman yang menyembunyikan tautan mereka ke militer.
Namun, sejauh ini pihak militer tidak memberikan komentar tentang penghapusan akun Facebook tersebut. .
Kepala Kebijakan Keamanan Siber di Facebook, Nathaniel Gleicher, telah mengonfirmasi alasan di balik keputusan platform tersebut.
Ini adalah pertama kalinya kami mengaitkan salah satu pencopotan kami dengan kaitannya dengan militer Thailand. Kami menemukan hubungan yang jelas antara operasi ini dan Komando Operasi Keamanan Internal. Kami dapat melihat bahwa semua akun dan grup ini diikat menjadi satu sebagai bagian dari operasi ini,†katanya seperti dikutip dari Reuters.
Pada Oktober tahun lalu, Twitter telah menghapus akun yang terkait dengan militer Thailand. Sebanyak 926 akun yang dikatakan memiliki tautan ke tentara dan memposting konten pro-militer dan pro-pemerintah diberangus. Namun, tentara Thailand membantah terlibat dengan akun tersebut.
Pada November, Twitter juga menangguhkan akun yang memposting konten pro-monarki yang ditemukan memiliki tautan ke istana dan ke ribuan akun lain yang memposting konten serupa.
- Filipina Siapkan Kemungkinan Lonjakan Infeksi Covid-19
- Drummer Rolling Stones Charlie Watts Meninggal Dunia
- AS Kecewa Ashraf Ghani Kabur Tanpa Berjuang