Akibat Medsos, Salatiga Turun Ke Peringkat Ke-3 Kota Tertoleransi

MENYERAHKAN: Pj Wali Kota Salatiga Usai Menyerahkan Penghargaan Setara Institute Sebagai Kota Tertoleransi Peringkat Ke-3 Seluruh Indonesia Kepada Ketua FKUB Salatiga Nur Rofiq Ditengah Apel Luar Biasa Di Halaman Kantor Pemkot Salatiga, Senin (05/02). Foto: Erna Yunus B/RMOLJateng
MENYERAHKAN: Pj Wali Kota Salatiga Usai Menyerahkan Penghargaan Setara Institute Sebagai Kota Tertoleransi Peringkat Ke-3 Seluruh Indonesia Kepada Ketua FKUB Salatiga Nur Rofiq Ditengah Apel Luar Biasa Di Halaman Kantor Pemkot Salatiga, Senin (05/02). Foto: Erna Yunus B/RMOLJateng

Kota Salatiga meraih peringkat ke-3 Kota Tertoleransi versi Setara Institute setelah tahun sebelumnya berada di posisi ke-2.


Turunnya peringkat Salatiga ke peringkat ke-3 ini disebutkan Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani akibat faktor media sosial (medsos).

"Turun itu bukan berarti nilainya turun loh, tetapi daerah lain cuuss naiknya lebih lebih cepat," kata Yasip Khasani usai memimpin Apel Luar Biasa sekaligus penyerahan penghargaan Kontribusi Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Terbaik di tengah Apel Luar Biasa, di halaman kantor Pemerintah Kota Salatiga, pada Senin pagi ini (05/02).

Disampaikan oleh Yasip, turunnya Salatiga di peringkat ke-3 Kota Tertoleransi karena ada penilaian termasuk pengawasan informasi di media sosial (medsos) dimana sejumlah pihak ikut memantau termasuk Setara Institute.

Apakah ada intoleransi? Yasip menerangkan bahwa ada informasi di medsos, khususnya kebijakan-kebijakan Pemkot Salatiga, yang dibawa ke arah isu-isu intoleran.

"Meskipun (jumlahnya-red) itu sebenarnya kecil, namun ternyata masuk ke dalam pantauan," ungkap dia.

Untuk itu, Yasip berharap besar bantuan media yang terverifikasi oleh Dewan Pers ikut membantu Pemkot Salatiga jika ada isu-isu intoleran agar segera dapat diklarifikasi.

Diakui dia, sebenarnya yang dibutuhkan hanya klarifikasi saja tapi kadang itu dibiarkan hingga digoreng banyak pihak dan menjadi bola liar di tengah masyarakat.

"Teman-teman media tolong bantu kita, kalau ada isu-isu intoleran segera diklarifikasi dan menjelaskan kepada masyarakat terkait isu-isu yang terjadi," terangnya.

Sebelumnya, Pj Wali Kota Salatiga menyerahkan penghargaan dari Setara Institute sebagai Kota Tertoleransi peringkat ke-3 seluruh Indonesia  Selanjutnya, penghargaan ini diserahkan kepada Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Salatiga Nur Rofiq.

Sebagai informasi, Setara Institute telah merilis laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2023.

Setara menggunakan studi pengukuran kinerja kota meliputi pemerintah kota dan elemen masyarakat dalam mengelola keberagaman, toleransi, dan inklusi sosial. Hasilnya adalah Singkawang untuk ketiga kalinya berturut-turut mendapatkan peringkat pertama sebagai kota paling toleran di Indonesia.

Selanjutnya, peringkat ke-2 Kota Bekasi dan peringkat ke-3 adalah Kota Salatiga.