Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M biasa disapa Ahok, menegaskan kehidupan bangsa Indonesia kedepan tidak lepas dari Petrokimia.
- PPKM Dilanjutkan, Hendi: Aturan Masih Sama, Hanya Sekat Jalan Yang Dibuka
- Pecinan Semarang: Berawal dari Pemberontakan Tionghoa di Batavia
- Pro-Kontra Dukungan Marak di Instagram Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono
Baca Juga
Penegasan tersebut disampaikan Ahok saat menjadi Kaynote Speech ditengah Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Leaders Forum bertempat di Balairung Universitas, Jumat (13/5).
Menjadi pembicara ketiga, Ahok mengusung materi Performance Industri Nasional dalam Persaingan Global- sebuah roadmap Indonesia 2045.
Didampingi Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara, S.E., M.Sc., Ph.D., Ahok menyebutkan siapa pun yang akan investasi ke Pertamina akan sangat mudah.
"Kerjasama akan sangat mudah. Karena kedapatan kilang pasti dengan Petrokimia. Sehingga, kehidupan kedepan bangsa ini tidak lepas dari Petrokimia," tandasnya.
Ia menerangkan, Indonesia punya semua. Di Indonesia sudah diproduksi semua yang dibutuhkan.
"Kedepan, dengan teknologi dan riset bangsa ini sudah luar biasa," tandas mantan Gubernur DKI Jakarta.
Pertamina, lanjut dia, sudah menyiapkan semua menjelang sebelum 2045. Dan saat ini persoalan utama bangsa Indonesia ada pada Sumber Daya Manusia (SDM) banyak yang keliru.
Yang perlu diperbaiki dinilainya adalah sistem penggajian. Meski saat ink ia menilai Pemerintah Indonesia semakin baik, tapi kampus harus berani menyampaikan apa itu keadilan.
"Melalui Leaders Forum UKSW ini bisa terdorong menjadi lebih baik. Untuk itu, saya mendorong generasi muda, Kampus-kampus untuk terjun ke dunia politik. Karena kita mesti pelru kekuasaan. Kekuasaan kalau tidak ada cinta, pasti sembrono dan kasar," lanjut dia.
Jika bicara cinta, negara cinta Rakyat saja, diakui Ahok diistilahkan sebagai kurang darah. Keadilan diposisi terbaik politik demokrasinya sekarang ini, kalau ada panggilan dan orang baik ya masuk politik.
Sedikit kilas balik saat mengenyam pendidikan di perkampusan dan berbagi pengalaman, Ahok mengaku ia memiliki IP pas-pasan.
"Kenapa saya suka politik, karena saya tidak suka jadi donatur saja. Karena dengan IP pas-pasan ujung-ujungnya menjadi donatur. Tapi kalau kamu bisa kuasai anggaran belanja pemerintah, bisa membantu banyak orang yang membutuhkan. Itu juga mengapa saya ambil MM,'miliar-miliaran'," tuturnya.
Tinggal saat ini, diakui Ahok, yang perlu diperhatikan adalah attitude.
"Kapan kekuasaan terbaik tuntutan keadilan. Posisi kekuasaan terbaik," imbuhnya.
Pada intinya, Ahok menekankan saat ini perlu sosok 'role model' bukan karena kata siapa untuk bisa mengubah menjadi lebih baik. Yang penting, akunya, apa kata Tuhan serta, memandang sesuatu dengan presfektif yang berbeda.
Sementara, Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara, S.E., M.Sc., Ph.D., bercermin apa yang disampaikan Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M banyak persoalan kedepan dihadapan Bangsa Indonesia.
"Siapa yang akan menyangka, Pandemi Covid-19 menjadi global. Melalui keterangan Ahok, kita terlambat dalam investasi infrastruktur," sebut Neil.
Dengan konsep partisipasi rakyat, namun keseimbangan masih perlu dipikirkan.
"Ada begitu banyak isu tantangan kedepan, divisit kualiti menjadi persoalan khusus," imbuhnya.
Dengan UKSW Leaders Forum, Neil menegaskan, ada kata kunci Ahok yakni partisipasi.
- Persiapkan Sistem yang Handal dalam Pengendalian Covid-19 di Area Publik
- Kabar Ghifari Jadi Anak Asuh Polres Sukoharjo Sampai Istana, Presiden Jokowi Kirim Tabungan Pendidikan
- Jateng Bentuk Satgas Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem di 5 Daerah Prioritas