4 Bulan Tak Turun Hujan, Tanah Embung Celengan Retak-retak

Petani sekitar Smbung Celengan Sendangmulyo Blora menunjukan area sawah sekitar embung tak bisa tanam, Jumat (16/8). Rubadi/RMOLJateng
Petani sekitar Smbung Celengan Sendangmulyo Blora menunjukan area sawah sekitar embung tak bisa tanam, Jumat (16/8). Rubadi/RMOLJateng

Empat bulan tak turun hujan kondisi Embung Celengan di Desa Sendangmulyo Kecamatan Ngawen Blora Jawa Tengah alami kekeringan.


Lahan yang biasanya mengandalkan embung untuk aktivitas tanam, kini tak dapat digunakan warga lantaran kekurangan air dan tekstur tanah keras. 

Kondisi embung seluas 2,5 hektare tersebut tak hanya mengering, tanah yang berada di dasar embung pun mulai alami pecah-pecah. 

Embung Celengan memang bertujuan sebagai embung tadah hujan yang kegunaanya untuk mengairi sawah pada musim tanam kedua.

Saat ini, sawah pertanian warga terpaksa  dibiarkan kering karena tidak bisa diolah petani. Setidaknya air embung dapat mengaliri hingga tujuh hektar. 

Selain menjadi sarana tadah hujan, Embung Celengan juga menampung air dari Desa Sendangmulyo dan Desa Tawangrejo. 

Kades Sendangmulyo Mohamad Bajuri mengatakan sejak kekeringan melanda para petani tak dapat melaksanakan tanam. 

"Tinggi embung enam meter biasanya memang digunakan untuk tadah hujan dan menampung air dari dua desa," terangnya, Jumat (16/8) sore. 

Sutaji (65) petani sekitar embung mengatakan, saat kemarau melanda dirinya terpaksa menjual hewan ternak untuk menyambung hidup.

"Ya kita jual sapi nanti kalau sudah hujan dan ada airnya, area sawah sekitar embung bisa ditanami lagi," ujarnya.