29 Penyandang Disabilitas di Batang Terima Modal Usaha

Pemerintah Kabupaten Batang menyalurkan modal usaha untuk 29 penyandang Disabilitas. Masing-masing penyandang Disabilitas mendapat modal usaha Rp 3 juta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).


"Ini untuk tambahan modal usaha yang sudah dirintis. Misal tukang cukur untuk memperbaiki dan sebagainya. Yang penting untuk usaha," kata Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki di Aula Kantor Dinsos, Jumat (21/7).

Ia menyampaikan itu di kegiatan Penyaluran Bantuan Sosial Berupa Uang Modal Usaha Bagi Penyandang Disabilitas Kabupaten Batang tahun 2023.

Lani berharap tambahan modal itu bisa membuat usaha para penyandang disabilitas itu berkembang. Kemudian penghasilan bertambah.

Total penerima sejumlah 29 orang dari 14 Kecamatan. Satu penyandang Disabilitas asal Kecamatan Kandeman tidak lolos verifikasi.

Bantuan itu berasal dari APBD Kabupaten Batang dengan nilai Rp 3 juta per orang. Metode penyalurannya berbentuk tabungan dari Bank Jateng.

Penerima bantuan berkategori disabilitas produktif, berupa disabilitas fisik serta sensoris (netra atau wicara). Kriteria penerima yaitu berusia produktif maksimal 60 tahun. Lalu punya usaha atau embrio usaha semisal usaha keluarga.

Penyaluran bantuan modal usaha untuk penyandang Disabilitas merupakan program tahunan Dinas Sosial Kabupaten Batang. Tiap tahun, ada 30 penerima. Program itu baru berjalan dua tahun.

Seorang penyandang disabilitas, Slamet Raharjo (40) warga Desa Tulis, Kecamatan Tulis, merasa terbantu dengan bantuan modal itu. Rencananya, uang itu akan dipakainya menambah modal usaha sol sepatunya.

"Nanti buat tambah modal kulakan benang, dan modal lainnya," kata penyandang disabilitas fisik itu.

Slamet bercerita tidak bisa berjalan sejak mengalami kecelakaan pada 2006 lalu. Saat itu, ia bekerja sebagai kernet truk di wilayah Jawa Timur.

Ia pun sempat terpuruk bertahun-tahun karena keadaannya. Lalu pada 2010, ia mulai bangkit membuka berbagai usaha mulai dari bensin eceran hingga jual beli burung. Akhirnya membuka usaha sol sepatu hingga saat ini.

"Saya bangkit karena tidak mau merepotkan keluarga," katanya.