Mengenakan kaus casual, Ade Bhakti, bakal calon pemimpin Kota Semarang terang-terangan mengaku tengah menunggu lamaran.
- Sah! Agustin-Iswar Menangkan Pilwakot Semarang
- Agustin: Kita Kawal Sampai Penetapan KPU
- Masuki Injury Time, Pilwakot Semarang 2024 Memanas
Baca Juga
Hal itu terkuak dalam kongkow santai bersama jajaran Redaksi RMOLJateng di Omah Kopi Tarik Ungaran, Jumat (26/7) malam.
"Tanpa partai, sudah ada 281 ribu warga Kota Semarang yang siap untuk all out mendukung saya di Pilwakot ini. Yah, tinggal tunggu pinangan (diminta-red)," celetuknya menghangatkan suasana obrolan.
Menariknya lagi, jumlah itu murni hasil 'gerilya' secara door to door yang dilakukan 1.200 relawan yang sudah dibentuk Ade Bhakti. Relawan ini pun terbentuk secara sukarela dan berasal dari kalangan terdekat Ade Bhakti
Disinggung sedikit soal situasi politisi Kota Semarang saat ini, Ade blak-blakan mengaku berada di posisi yang diuntungkan.
"Yah diuntungkan ya, karena itu saya menunggu tawaran yang menarik dan pastinya punya peluang besar," katanya berkelakar.
Kans Ade Bhakti muncul sebagai pilihan banyak masyarakat kian besar setelah pengamat politik Universitas Diponegoro, Dekan Fisip Dr Teguh Yuwono, menilai, fenomena politik saat ini lebih mengarah pada sosok muda.
"Pasti yang dicari masyarakat anak muda, ya to? Pemimpin muda seperti beberapa tokoh diidam-idamkan karena mau kerja keras beneran dan all out. Jadi, ini menjadi semacam tren kepemimpinan," kata Teguh.
Memperhatikan model figur diinginkan, Teguh menilai, elektabilitas atau populer justru nomor belakangan. Yang dicari masyarakat orang jujur, masih muda adalah nilai plus, serta punya prinsip menjadi nomor utama.
"Tiga poin itu harga mati, kalau ngomong elektabilitas bisa terakhir di belakang. Kalau you (pemimpin) kerja keras, rakyat pasti aware, hasil kerja Anda, siapa yang merasakan? Rakyat, jadi kerjanya betul dan serius hasilnya juga sebanding," jelas Dekan Fisip Undip ini.
Kecenderungan masyarakat ingin pemimpin muda, terang Teguh, mulai muncul sejak banyak sekali tokoh muda jadi Kepala Daerah.
Dengan melihat saja, mudah sekali, mereka bisa menilai kerjanya nanti seperti apa. Tetapi, masyarakat memilih juga tidak sekedar sembarangan, ada poin plus dijadikan alasan.
"Itu malah tantangan bagi tokoh-tokoh muda untuk meniti jalan politiknya. Nyatanya, banyak yang sukses, dinilai positif masyarakat. Politikus berhasil atau gagal kan penentunya rakyat, tergantung seperti apa kerja keras dan tanggung jawabnya untuk masyarakat," begitu jelas Teguh.
- Patahan Jalur Trangkil-Unnes Akibatkan Kecelakaan
- Mbak Ita dan Suami Jalani Sidang Kasus Korupsi di Pengadilan Tipikor Semarang
- Peringatan Hari Kartini Kota Semarang, Wali Kota Ingin Perempuan Bergerak Nyata