Sepanjang 150 meter garis pantai di pesisir Kabupaten Batang hilang karena abrasi. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batang.
- Harga Kedelai Terus Naik, Pengrajin Tempe di Salatiga Duga Ada Permainan Stok oleh Tengkulak
- Cerita Pedagang Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan Tercekik Harga Sewa Kios
- Police Go To School, Kapolres Sukoharjo Jadi Inspektur Upacara di SMA Unggulan
Baca Juga
"Tahun 2015 sudah 50 meter tingkat kenaikannya. Dan sekarang sudah kurang lebih 150 meter, makanya kalau tidak segera ada upaya-upaya akan segera terdampak di lingkungan pantai," katanya di pantai Sigandu, Kamis (27/7).
Handy menyebut dampak abrasi paling terasa di wilayah Pantai Sicepit ke arah barat. Tidak hanya abrasi, di sana, intrusi air laut sudah masuk ke tambak-tambak warga.
"Sebenarnya itu sudah lima tahun tujuh tahun terakhir ini sudah terjadi abrasi ke sini. Yang di sekitar dolphin sebelah sananya, yang sudah jadi laut itu sudah jadi hak milik," ucapnya.
Salah satu upaya penanganannya adalah penanaman pohon di sepanjang pesisir Batang di kegiatan Puncak Hari Lingkungan Hidup Indonesia. Pemkab Batang menerima bantuan puluhan ribu bibit pohon dari perusahaan BUMN.
Total bantuan yaitu 15 ribu bibit mangrove, dan delapan ribu bibit Cemara laut.
"Tujuannya agar abrasi tidak semakin meninggi di kabupaten Batang dengan adanya tanaman yang mencegah abrasi dan rob," kata Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki.
Lani mengungkapkan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan abrasi. Harapannya, semoga tidak sampai hingga ke perkampungan.
- Satlantas Polres Batang Bantah Wajibkan PeduliLindungi untuk Urus SIM
- Cek Kelaikan, Dishub dan Ditlantas Polda Jateng Periksa Kesehatan Sopir dan Armada
- Proses Eksekusi Lahan Normalisasi Dihadang Seorang Warga, Satpol PP Urungkan Melanjutkan Eksekusi di Mangkang Wetan